Aneurisma Otak
Aneurisma otak adalah titik abnormal pada pembuluh darah yang menonjol keluar atau membesar pada dinding arteri.Faktor Risiko
- Riwayat aneurisma atau stroke dalam keluarga
- Merokok
- Darah tinggi (Hipertensi)
- Penyakit polisistik ginjal
- Usia lebih dari 40 tahun
- Jenis kelamin
Pecahnya aneurisma dapat menyebabkan gejala-gejala berikut:
- Mual dan/atau muntah
- Pandangan ganda
- Sensitif cahaya
- Nyeri atau kaku pada leher
- Lemas
- Kehilangan ingatan
- Lumpuh
- Pingsan
- Kehilangan kesadaran
- Pemindaian Komputer Tomografi Angiografi (CTA)
- Pemindaian Resonansi Angiografi (MRA). Tes ini merupakan jenis pemeriksaan invasif, dimana tabung plastik kecil yang disebut kateter dimasukkan melalui arteri pada selangkangan dan perlahan-lahan menuju ke otak. Setelah kateter berada dekat dengan otak, cairan (pewarna kontras) disuntik melalui kateter, membuat kita lebih mudah melihat arteri. Kemudian, gambar X-ray diambil untuk menunjukkan arteri secara rinci.
PENGOBATAN
Pasien yang mengalami aneurisma dengan risiko pecah rendah namun resiko operasi tinggi dapat diawasi secara ketat dan tidak dioperasi. Pengulangan pemindaian baik dengan pemindaian CT atau MRI dapat dilakukan untuk melihat apakah aneurisma berkembang. Jika aneurisma harus diobati, pilihan pengobatannya adalah dari dalam arteri (Embolisasi Koil) atau dari luar (Bedah Kliping).
Embolisasi Koil
Embolisasi Koil merupakan jenis pengobatan dengan metode invasif minimal. “Kateter dimasukkan melalui arteri dengan sayatan kecil di pangkal paha dan kemudian diarahkan menuju pembuluh darah kecil pada otak di mana terjadi aneurisma,” papar Dr. Manish Taneja, Spesialis Radiologi Intervensi, Raffles Neuroscience Centre.
Bedah Kliping
Melalui operasi terbuka, kulit kepala, tengkorak, dan penutup otak Anda dibuka dan klip logam ditempatkan di tempat terjadi aneurisma untuk mencegahnya pecah.
(Dr. Manish Taneja, Spesialis Radiologi Intervensi, Raffles Neuroscience Centre)
